You are currently viewing Mengenal Istilah Hustler, Hipster, dan Hacker Pada Perusahaan Start Up

Mengenal Istilah Hustler, Hipster, dan Hacker Pada Perusahaan Start Up

Pandemi Covid-19 memberikan dampak negatif pada berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah bidang ekonomi. Banyak masyarakat yang harus rela melepas pekerjaannya, perusahaan mengalami penurunan omset yang drastis, bahkan sampai mengalami kebangkrutan. Namun, hal tersebut bukanlah sebuah alasan untuk menyerah pada kehidupan. Setelah kondisi pandemi covid-19 di Indonesia mulai melandai, masyarakat perlahan mengembangkan inovasi-inovasi yang dimilikinya dan membuka peluang bisnis untuk menyambung hidup. Maka tak heran, jika selama pandemi, banyak perusahaan rintisan atau start-up yang banyak bermunculan.

Untuk membuat sebuah start-up, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya adalah karakter utama sumber daya manusia di dalamnya. Setidaknya ada tiga karakter utama dalam start-up yang harus kamu miliki jika ingin bisnismu seimbang dan berdiri kokoh. Berikut uraiannya. Simak sampai habis ya! 

Hustler

Pada dasarnya, tujuan dibangunnya sebuah bisnis adalah untuk menyelesaikan masalah sekaligus mendapatkan profit. Nah, hustler adalah orang berperan menjadi karakter kunci untuk hal tersebut.

Seorang hustler dikenal dengan sebutan ‘si ahli marketing dan bisnis’ dalam dunia start-up.  Dikarenakan mayoritas tanggung jawabnya berkaitan dengan penjualan, baik penjualan ide maupun produk dan kerjasama bisnis. Biasanya, jabatan struktural yang dimiliki hustler ini adalah pemimpin atau Chief Executive Officer (CEO). Semua kendali perusahaan berada di tangannya. Mulai dari manajemen perusahaan hingga menjaga hubungan pada relasi.

Hipster

Hampir seluruh perusahaan rintisan maupun lead company telah menerapkan pemasaran digital sebagai strategi pemasaran mereka. Bahkan sudah menjadi bagian kebutuhan yang wajib dilaksanakan bagi pemasar.

Melalui strategi pemasaran digital inilah, akhirnya hipster menjadi salah satu karakter yang harus ada pada perusahaan start-up. 

‘Si ahli desain’ atau hipster, bertanggung jawab untuk memvisualisasikan sebuah ide ke dalam karya digital. Oleh karena itu, seorang hipster harus memiliki pemikiran yang kreatif dan juga ketertarikan pada bidang desain visual. Ia juga dituntut untuk mempertahankan citra perusahaan di mata konsumen melalui desain produk yang dibuatnya. 

Hacker

Hacker dalam perusahaan start-up bertanggung jawab penuh atas semua hal yang berkaitan dengan teknologi. Keberadaannya adalah pondasi penting lainnya setelah hustler dan hipster. Hacker melengkapi tugas dua karakter sebelumnya dengan menunjang pengembangan bisnis melalui adaptasi teknologi, seperti membuat platform berbasis teknologi. Maka dari itu, seorang hacker setidaknya harus memiliki kemampuan untuk melakukan coding atau programming.

Nah, itu dia penjelasan mengenai istilah hustler, hipster, dan hacker dalam dunia start-up.

Kamu tertarik dengan bahasan seperti artikel di atas ?? Yuk kunjungi laman website Istar di sini. Banyak informasi-informasi menarik seputar bisnis dan digital marketing.

Leave a Reply